Selasa, 05 Mei 2015

Nabi Idris عليه السلام bukanlah Hermes Ketiga, namun Hermes Pertama, menurut kitab Taarikh Al Hukamaa` & tentang Hermes Trismegistus


Pembahasan ke-3:

HERMES KETIGA
Diterjemahkan dari Kitab Akhbaarul Ulamaa` biakhbaaril Hukama`
Hal. 347 -350
Karya: Ibnul Qifthy (646 Hijriyah)
Cet. Theodor Wricher, Leipzig, 1908


[Melanjutkan pembahasan yang telah lalu tantang keterkaitan Nabi Idris عليه السلام dengan Hermes namun Hermes yang mana?]


          Berasal dari Mesir, dan yang benar menurut berita-berita mutawatir dialah Hermes ketiga itu, yang dinamai juga sebagai Trismegistus, karena ia adalah Hermes bijak yang datang di urutan ketiga setelah kedua Hermes bijak yang lebih dahulu. Sedangkan Hermes yang dari Babil itu adalah yang kedua. Pahamilah hal ini supaya engkau tercerahkan insyaa`allah.
        Lelaki ini termasuk kalangan orang bijak dari Mesir pasca banjir Nuh, seorang filosof, pelancong ke berbagai negeri zaman dahulu kala, menguasai pengetahuan tentang berbagai negeri dan pendiriannya, tabiat-tabiat warganya. Dia mengarang sebuah kitab yang besar yang membahas industri kimia, dan sebuah kitab tentang hewan-hewan beracun. Dia termasuk kalangan ilmuwan daerah itu, dan umat yang tinggal di daerah Mesir termasuk umat-umat yang disebut-sebut. Dahulu mereka memiliki kerajaan yang besar dan kejayaan di masa-masa kosong dan telah berlalu, ditunjukkan oleh bekas-bekas peninggalan mereka di bekas-bekas pemukiman mereka, tempat-tempat peribadatan (haikal), dan bangunan-bangunan keilmuwan mereka yang sebagian besarnya masih bertahan hingga hari ini. Peninggalan-peninggalan itu telah disepakati oleh seluruh manusia sebagai yang tiada bandingannya dimana pun juga. Adapun yang berasal dari masa sebelum banjir Nuh tidak diketahui beritanya namun bekas-bekasnya masih ada seperti piramida-piramida, kuil-kuil, gua-gua yang dipahat di pegunungan Mesir dan peninggalan-peninggalan lainnya. Adapun setelah banjir Nuh, di Mesir terjadi percampuran antar bangsa-bangsa; Qibti (Egypt), Roma, Yunani, Amaliqoh [giant man] namun yang terbanyak dan terkuat tetap bangsa Egypt. Yang terjadi waktu itu adalah hilangnya identitas nasab orang-orang sehingga mereka hanya menggunakan identitas domisili di daerah-daerah tertentu di Mesir.

Batas Wilayah Mesir
Panjang negeri: dari Barqoh yang terletak di sebelah selatan Laut Roma hingga Aylah dari pesisir Teluk dari laut: Habasyah, Zanj, India, dan China. Jarak tempuh sekitar 40 hari.
Dan lebarnya dari kota Aswan yang terletak di Sungai Nil paling atas di dalam wilayah Mesir (ke arah hulu) dan berhadapan dengan daerah Sho'id Mesir (Upper Egypt/ Mesir Hulu), dan berbatasan dengan tanah Nubia, terus membentang hingga kota Rosyid dan yang bersebelahan dengannya yaitu air terjun-air terjun Sungai Nil yang jatuh di Laut Roma, dan daerah-daerah sekitarnya. Jarak tempuh kurang lebih 30 hari.
Orang Mesir zaman dahulu beragama Shobi`ah, menyembah berhala-berhala, mengelola haikal-haikal. Lalu tatkala agama Nasrani muncul ke permukaan mereka masuk Nasrani dan tetap seperti itu hingga ditaklukkan oleh kaum Muslimin, maka sebagian mereka masuk Islam, sisanya tetap bertahan pada agama lamanya menjadi ahli dzimmah hingga sekarang.
Orang-orang Mesir kuno yang hidup di era sebelum banjir Nuh [era dimana Mesir dinamakan Babilion] memiliki perhatian terhadap berbagai cabang ilmu pengetahuan, dan melakukan penelitian atas hikmah-hikmah yang rumit dan dalam. Mereka memandang bahwa dahulu kala di dunia ini (alam al kaun wal fasad)  sebelum adanya manusia telah ada beraneka ragam makhluk hidup yang memiliki rupa yang asing dan bentuk tubuh yang aneh. Kemudian terciptalah jenis manusia itu, lalu mengalahkan berbagai jenis makhluk ini hingga memusnahkan sebagian besarnya, dan mengusir sisanya ke gurun-gurun yang tandus diantaranya adalah para setan (ghilan dan sa'aali) dan yang semisalnya. Al Washify telah menyebutkan hal ini di dalam kitab tarikh yang mengupas sejarah mereka.
Beberapa ulama menyangka bahwa semua ilmu pengetahuan yang lahir di era sebelum banjir Nuh berasal dari Hermes yang Pertama yang tinggal di Mesir Hulu yang paling atas, dialah yang oleh orang-orang Ibrani dinamai Nabi Hanokh bin Yarid bin Mahlael bin Qoinan bin Anusy bin Syits bin Adam, dan dia adalah Nabi Idris n sebagaimana telah kami sebutkan di awal kitab. Mereka berkata bahwa dia adalah orang yang pertama kali berbicara tentang benda-benda langit, pergerakan bintang-bintang, yang pertama kali membangun haikal-haikal dan mengagungkan Allah di dalamnya, yang pertama kalinya membahas ilmu kedokteran, menyusun untuk manusia di zamannya syair-syair yang berirama yang memuat pembahasan benda-benda bumi dan langit. Kata mereka dialah yang pertama kali memperingatkan akan datangnya banjir bandang (banjir yang akhirnya terjadi di era Nuh), dia melihat bahwa kerusakan di langit akan mengakibatkan datangnya air bah dan api di bumi, maka dia khawatir jika ilmu itu dan pelajaran-pelajaran mengenai industri ikut musnah, maka dia membangun piramida-piramida, kuil-kuil di daerah Mesir Hulu yang paling atas, dan menggambar berbagai macam industri dan peralatan, menulis di dalamnya tentang sifat-sifat berbagai ilmu supaya tetap lestari bagi generasi selanjutnya, karena dia takut jika semua itu musnah nantinya, wallahu A'lam.
Di zaman pasca banjir Nuh, di Mesir terdapat ilmuwan-ilmuwan yang berkecimpung dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan filsafat seperti matematika, sains, teologi, dan khususnya ilmu simbol (rajah), neronjiyat (?), al maraa`iy al munhariqoh (?), kimia, dll.
Dahulu kala negeri ilmu pengetahuan dan kerajaan Mesir berada di kota Manf [Memphis] dalam bahasa Qibtinya Mafah, berjarak 12 mil dari Fustat. Tatkala Iskandar membangun kota Iskandariyah [Alexandria], orang-orang ingin memakmurkannya karena udaranya yang bagus, dan airnya yang baik, maka menjadilah dia negeri kebijaksanaan di Mesir hingga ditaklukkan oleh kaum Muslimin dan 'Amr bin 'Ash merencanakan pembangunan kotanya di atas sungai Nil yang dikenal dengan nama Fustat Mesir, lalu pribumi Mesir [Qibthy] dan yang selainnya dari kalangan Arab dll merasuk dan membaur dengan para penduduknya, lalu menjadilah dia pusat negeri Mesir dari waktu itu hingga sekarang.

Hermes Ketiga (Trismegistus)
Dan Hermes yang ini, yang telah kita sebutkan dari awal, berbicara dalam masalah industri kimiawi yang mengarah pada kerajinan kaca, manik-manik, dan tembikar.
Orang-orang Mesir berkata bahwa Isclibyades yang diagungkan oleh orang-orang Yunani itu adalah murid Hermes Mesir ini. Dia melakukan perjalanan dari Yunani ke Mesir, dan mengambil faidah dari Hermes, lalu kembali pulang ke negeri Yunani, maka dia mendapatkan tambahan dari hal-hal baru yang dia dapatkan dari ilmu-ilmu itu yang tidak diketahui oleh mereka [orang-orang Yunani], sehingga mereka mengagungkannya dan menceritakan tentangnya cerita-cerita yang mengandung keburukan dan hal yang mustahil untuk mendramatisir perkaranya dan mengagungkan derajatnya sebagaimana telah kami sebutkan sebagian berita-beritanya di [indeks] huruf alif.
Dia mempunyai beberapa karangan kitab yang diriwayatkan darinya:
1.      Kitab Miftaahun Nujuum Al Awwal
2.      Kitan Miftaahun Nujuum Ats Tsaani
3.      Kitab Tasyiirul Kawakib
4.      Kitab Qismatu Tahwiil Sinil Mawaalidi 'alaa Darojatin darojatin
5.      Kitab Al Maktum fii Asroorin Nujuum Al Musamma Qodhiibudz Dzahabi
6.  Dan telah dinukil dari lembaran-lembaran milik Hermes Trismegistus beberapa makalahnya kepada muridnya Thothy (Thot) berbentuk tanya jawab antara keduanya  namun tidak teratur dan tidak berturut-turut, karena yang asli telah hilang terpisah-pisah.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar